KRONOLOGI TURUNNYA AL-QURAN

Al-Ghazali berpendapat bahwa yang baik ialah yang dikatakan “baik” oleh Tuhan dan yang buruk itu ialah sesuatu yang dikatakan “buruk” oleh Tuhan(Mubarak,1924:123). Adapun untuk mengetahui penilaian baik dan buruk menurut pandangan Allah SWT, pedomannya adalah Al-Qur’an.  Allah pertama kali menurunkan al-qur’an pada malam senin tanggal 17 Ramadhan pada tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Muhammad Saw, yang bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M, dengan ayat yang pertama kali turun yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5.
Para ulama membagi turunnya al-quran dalam dua periode, yaitu periode mekkah dan periode madinah. Surat-surat yang turunnya di mekkah disebut dengan surat makkiyah dan yang turunnya di Madinah disebut surat madaniyah.
Di lihat dari segi kondisi masyarakat serta tuntunan al-qur’an terhadap mereka, maka turunya al-Quran di bagi menjadi dua bagian yaitu:
  1. Yang turun tanpa adanya sesuatu factor atau sebab yang melatarbelakanginya. Dalam hal ini ayat itu turun sebagai wahyu Allah SWT yang merupakan hidayah bagi umat manusia.
  2. Yang turunnya dengan suatu sebab tertentu, baik berupa pertanyaan ataupun peristiwa yang memerlukan pemecahan yang mendesak.
Dengan kedua cara itulah al-qur’an turun secara berangsur-angsur, terkadang 5 ayat, atau 10 ayat dan adakalanya juga berupa satu surat yang panjang.  Subhi ash-Shalih (1972:52) menjelaskan bahwa turunnya al-Quran dengan cara berangsur-angsur itu mempunyai hikmah yaitu:
  1. Sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat
  2. Memberikan jawaban dan penyelesaian masalah yang tepat pada saat yang diperlukan.
  3. Penerapan hukum dan pemberian beban kewajiban secara bertahap.

Al-Qur’an adalah kitab suci yang merupakan penutup berbagai kitab suci sebelumnya, sehingga isinya berlaku secara umum dan abadi, baik dari segi waktu, tempat, maupun umat yang menerima risalahnya. Adapun tanda-tanda keuniversalan al-Qur’an itu antara lain:
  1. Keaslian teks
Orang-orang beriman yakin bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang ada sekarang adalah sama dengan yang diucapkan oleh Nabi Muhaammad, karena setiap kali Rasulullah menerima wahyu, beliau segera menyampaikannya kepada para sahabat.
  1. Bahasa Al-Quran tetap dapat dipahami yaitu menggunakan bahasa arab.
  2. Isi kandungan Al-Qur’an
Hasbi ash-Shiddieqy mengatakan bahwa inti kandungan al-Qur’an itu terdiri dari tiga hal pokok, yaitu: Aqidah, Hukum, dan Akhlak.
  1. Al-Quran memberikan peran besar pada akal
Ayat al-Qur’an terbagi menjadi dua bagian yaitu ayat yang mudah dipahami dan yang sukar difahami maknanya. Bagian yang mudah difahami disebut Muhkam, yaitu ayat yang hanya mengandung satu makna, yagn jelas dan tegas. Sedangkan bagian yang lain disebut Mutasyabih yaitu ayat yang pengertiannya tidak tegas atau adakalanya bermakna lebih dari satu.  Para ulama menduga bahwa ayat-ayat muhkam jumlahnya sekitar 500 ayat, maka jumah  ayat mutasyabih tidak kurang 5736 ayat.


SUMBER :
Dr. H. Imam Muchlas MA.1995Al-Qur’an Berbicara. Pustaka Progresif.
Previous
Next Post »